Total Tayangan Halaman

Jumat, 23 September 2016

Anies Baswedan, si Orang Baik.....

"Jumat, 28 Februari 2014,
Jln Galuh 2 No 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan..

Masih teringat saat itu, sekitar pukul 7 pagi,, memasuki kantor Indonesia Mengajar (IM)..
Bukan melamar sebagai pengajar muda kok, tapi sebagai kandidat ODP Indonesia Mengajar (cuma kandidat kok,, ga sampe lulus x)..

Aura kantor (yang lebih tampak sebagai rumah) sungguh menyejukkan dan menenangkan, aura pendidikan begitu terasa dan yang membawa saya kesini adalah seseorang yang bernama : Anies Baswedan.."

entah dari kapan saya kagum dengan orang ini,, dia merupakan pencetus gerakan Indonesia Mengajar.. gerakan yang pertama kali (sekitar tahun 2012) aku tau melalui twitter,, saat sedang berada di Bima (salah satu lokasi Indonesia Mengajar) sehingga aku merasa bangga dengan (sok) menyetarakan diri dengan para pengajar ini,, menghibur diri walau tak bisa bergabung mencerdaskan warga sekitar, tapi setidaknya bisa membantu penyaluran kredit :p :p

setelah googling kanan dan kiri tentang gerakan IM ini, maka takjublah aku melihat CV pendirinya,, dia merupakan mantan ketua senat, tokoh intelektual, tokoh dunia pembawa perubahan,, udah level duniaa broo.. kurang lebih berikut cv'nya hingga 2013:
Seiring dengan perjalanan waktu, ternyata beliau semakin terkenal dan (akhirnya) terjun ke dunia politik dengan mencalonkan diri sebagai bakal calon presiden melalui konvensi Partai Demokrat.. beliau membentuk organisasi relawan "Turun Tangan" yang aktif berkampanye melalui media sosial (aku pun ikut mendaftar,, mendaftar doank tapi,, gak pernah ikut kegiatannya,, sebatas tau pergerakan melalui email yang dikirim rutin) salah satu quote yang dahsyat waktu itu adalah :

dahsyat kan? semenjak itu aku melihat Anies ini seperti "motivator", banyak banget kata2 mutiaranya yang berkeliaran dan membuat social media jadi ramai oleh postingan-postingan tersebut.. salah satu quote yang paling keren menurut saya adalah:
jadi aku sebagai orang baik,, harus dukung yang baik2 donk,,haha...
namun ternyata hasil konvensi beliau berada di posisi 5, dibawah Dahlan Iskan, Pramono Edhie, Marzuki Alie dan Gita Wiryawan.. tapi toh sepertinya tidak perlu berkecil hati,, toh demokrat akhirnya tidak mengajukan pemenang konvensi sebagai capresnya dan Anies Baswedan melanjutkan karir politiknya sebagai Juru Bicara Jokowi-JK,, jadi beliau yang sempat melontarkan pernyataan bahwa blusukan adalah sekedar pencitraan menjadi orang terdepan yang akan menjelaskan konsep tersebut :D

tidak sampai disana, setelah Jokowi menjadi Presiden, beliau dipercaya menjadi anggota tim transisi pemerintahan dan akhirnya bermuara menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.. yaa sebagai orang yang sudah mengikuti perjalanan beliau sebelumnya ikut senang juga sih,, apalagi dengan modal IM yang sudah berjalan tentu harapan diberikan tinggi kepada beliau..

namun secara subjektif kok aku gak terlalu "mendengar" kiprah beliau,, yang rame adalah sikap beliau menentang MOS,, kemudian ada surel yang bocor tentang emosi beliau melihat seorang guru yang datang dari daerah dan menghadapi birokrasi pengurusan surat kepangkatan,, dan yang terakhir yang entah kenapa aku kurang setuju adalah surat edaran mengenai himbauan aparatur sipil daerah untuk mengantarkan anak ke sekolah di hari pertama dan memberikan dispensasi dapat memulai kerja sesudah mengantarkan anaknya ke sekolah... aku sih mending hari pertama sekolah dijadikan hari libur nasional saja,, jadi gak perlu edaran, gak perlu terlambat, gak membuat bingung pegawai swasta, dan tentunya semuaa senaaang :)

ternyata Jokowi tidak berlama-lama mempercayai beliau sebagai menteri dan akhirnya Anies terkena reshufle,, dan aku biasa aja tuh.(siapa gue coba).(berhubung di media sosial ramai kontroversi dan pertanyaan tentang kenapa mesti beliau yang dicopot)

daan....
lama tak terdengar...
orang baik itu akhirnya menjadi sorotan media kembali...
tak tanggung-tanggung..
menjadi bakal calon gubernur...
jauh dari survei..
jauh dari perkiraan...
muncul dalam waktu yang singkat..
dan....
partai pendukungnya adalah....
bukan Demokrat yang dulu diikuti konvensinya...
bukan PDIP yang mendukung Jokowi waktu itu...
tetapi....
Gerindra dan PKS...
Partai yang notabene adalah lawan debat dan diskusi pilpres...
jejak digital tentang pendapatnya terhadap capres lawan saat itu mulai beredar..
politik...
begitulah asiknya politik...
relawan yang tak ternilai entah kemana....
berganti partai politik yang nyaman...
semoga...
orang baik itu...
tetap menjadi orang baik....
amiiin...

Minggu, 11 September 2016

cerita (sebelum) terbang bersama Nam Air

setelah beberapa kali membuka aplikasi traveloka, maka akhirnya memutuskan untuk memesan tiket pesawat ke Bali,, lelah dan suhu badan yang menghangat usai seharian di Bromo maupun di perjalanan menjadi alasan utama,, bukan bermaksud tidak setiakawan, tapi menempuh perjalanan darat (kurang lebih) 12jam lagi dan pagi harinya harus ngantor tentu aku ga mau ambil risiko #karyawanbaik #karyawanberloyalitas #karyawanteladan

jadilah waktu itu sabtu malam memilih maskapai NAM Air (anak perusahaan Sriwijaya Air) untuk penerbangan keesokan pagi,, harga tiket di kisaraan 320ribuan,, entah murah entah mahal untuk penerbangan Sby-Dps,, tapi yang pasti sih termurah dan terpagi di list penerbangan yang ada :p cukup senang sih,, karena untuk pertama kali akan menggunakan maskapai ini dan rasa2nya sering mendengar pujian ttg maskapai ini di timeline twitter..

pemesanan via aplikasi traveloka usai,, email notifikasi eticket juga telah diperoleh,, amaan kan,, tinggal istirahat untuk penerbangan esok,, oh ya sempat berfikir simpel banget ya pemesanan via traveloka ini, ga pake ngetik data pribadi,, seingetku hanya memasukkan nama,, itupun yang kumasukkan bukan nama lengkap..data no ktp, tgl lahir, alamat, dll ga ada tuh...

usai makan malam aku iseng ngecek eticket,, dan di eticket nama penumpang adalah Mr. Andika,, ga pake nama lengkap atau embel2 apalah...seingatku penerbangan kan paling riweh dan rewel klo urusan kelengkapan,, apalagi semua harus dicocokkan dengan identitas diri.. untuk jaga2, aku mengirimkan email ke cs traveloka menanyakan apakah kira2 bakal ada permasalahan atau tidak pada penerbangan esok hari.. email direspon cukup cepat (gak sampe 5 menit) namun jawaban dari pihak traveloka adalah sebaiknya langsung menghubungi pihak maskapai ybs (tidak lupa dilampirkan juga no call centre maskapai)

oke,, kali ini ga perlu email,, tapi langsung menelpon,, setelah meredam emosi karena signal yang ga jelas akhirnya bisa juga tersambung dengan lancar ke CS Nam Air (setelah 4x terpaksa mematikan sambungan telepon) dan jawaban dari pihak CS sempat bikin bengong sejenak... jadi karena dianggap ada perbedaan nama antara tiket dan ID maka diperlukan perubahan atau koreksi,, dan ada biaya,, dan biayanya 200ribu...duuhh.... ga rela banget rasanya ngeluarin duit lagi..sempat nanya apakah bisa dilakukan perubahan via call centre namun dikatakan tidak bisa dan harus dilakukan di kantor cabang terdekat atau di bandara.. ya sudaahhh...berhubung sudah malam dan tak tau arah dan tujuan mending ditinggal tidur dan diselesaikan esok hari di bandara..

esoknya,,aku sengaja tiba di bandara lebih awal untuk antisipasi masalah tiket ini,, melewati security check yang pertama saat masuk ke areal check in aku hanya menunjukkan eticket via HP,, dan lolos... kemudian saat yang mendebarkan pun tiba,, aku memutuskan untuk pura2 ga tau dan cuek saja memberikan HP kepada petugas check in,, petugas meminta KTP,, aku berikan dan.....yaa boarding pass sudah tercetak dengan nama Mr. Andika Andika,, heh?! senyum pun mengembang,,

namun tentunya masih ada 2 sesi pemeriksaan lagi untuk benar2 lega (lega untuk ga ngeluarin duit lagi) masuk ke ruang tunggu terminal aku hanya memberikan boarding pass,, dan lagi2 lancar (seingatku klo di Bali saat masuk area terminal diminta boarding pass dan ID) okee... dan terakhir saat panggilan untuk boarding,, yaak...yg diperiksa hanya boarding pass,, tidak diminta ID apapun,, jadi melenggang bebaslah aku menuju pesawat :p :p


ya entah beruntung entah gimana dengan pengalaman tersebut,, yang pasti sih jadi pembelajaran buatku untuk lebih teliti dalam booking tiket,, andai semua dilakukan dengan prosedur yang benar tentunya 200ribu sudah melayang..tapi di satu sisi juga merasa aneh mendapat kemudahan itu,, terlalu longgar dan bebasss,..

penerbangan dengan Nam Air sendiri menyenangkan kok,, awak kabin yang begitu ramah,, yang cukup menarik dan seingatku bru pertama jga mengalami adalah adanya sesi doa bersama untuk keselamatan perjalanan beberapa saat sebelum take off,, doa ini dipandu oleh pramugari langsung loo,,hehe... kemudian dengan penerbangan kurang lebih hanya 40 menit, penumpang tetap mendapatkan snack ringan,,waah...lumayanlaah,,dan yang terpenting on time!!

Thank you Nam Air, semoga penerbangan berikutnya gak perlu pake dag dig dug dlu :p

Note:
Sempat penasaran dengan nama Nam Air berasal dari mana, ternyata dari wikipedia diperoleh informasi bahwa Nam adalah nama ayah dari CEO Sriwijaya Air, lengkapnya Lo Kui Nam...

(akhirnya) Bromo.

Setelah sekian lama berencana terkait waktu dan tujuan, akhirnya jumat malam (02/09) berangkat juga,, dari rencana belasan yang ikut hingga akhirnya "hanya" 8 orang yang berangkat,, dari pilihan destinasi jakarta, surabaya, bandung, makasar, singapura, hingga kutub selatan akhirnya berangkat juga ke Bromo..

kami berangkat dengan mnyewa armada travel kapasitas 11 orang, jadi cukup longgarlah isi di dalam mobil, sebelum berangkat mari isi bensin dlu
@dapoer pemuda Denpasar
sepanjang perjalanan denpasar-gilimanuk rata2 belum pada tidur,, masih merhatiin jalan sambil kaki bergerak2 pingin nginjek rem.. beberapa x qta cma bisa bilang pada driver "pelan-pelan aja pak" bapake kykna cma mesem2 doank,, ya sudahlah... sampe di kapal berjepret2 ria dlulah :
@kapal penyebrangan jam 01.15am
perjalanan ketapang hingga bromo aku sudah tertidur pulas,, terbangun kembali sekitar pukul 5 karena mendengar perdebatan salah satu teman dengan driver terkait titik penyewaan jip,, si driver memutuskan balik di tengah perjalanan untuk mencari jip, sedangkan versi teman jika perjalanan dilanjutkan lagi sedikit maka masih akan bertemu titik penyewaan jip.. tapi yang megang setir si driver kan,, ya akhirnya kami tetap putar balik dan akhirnya menemukan penyewaan jip..

pertama x keluar dari mobil travel, suhu dingin menyambut,, cukuplah untuk membuat tangan tetap berada dalam saku.. setelah negoisasi tercapai maka bertukar alat transportasilah kami,, sekarang menggunakan jip! awalnya bakal ngira bakal nyewa 2 jip,, ternyata 1 cukup.. cukup sesak :/ klo ga salah biaya sewa sekitar Rp. 500ribu.. sebelum berangkat isi bensin dluu.. berhubung jip belum panas yaa setelah isi bensin mari olahraga dorong mendorong dlu..
8 penumpang belum termasuk driver

entah bensin entah solar

wiss...semangat ajaa...

tujuan pertama adalah Penanjakan, sekitar 20 menit perjalanan dari titik sewa jip,, di perjalanan beberapa x berseru "nah...bener kan masih ada tempat persewaan jip" hehe... tapi emang rejeki si sopir x ya.. di Penanjakan ini sebenarnya untuk melihat pemandangan bromo,, tak banyak aktivitas kecuali tentu saja foto2:





Ga smpe 20 menit,, kami melanjutkan perjalanan ke titik selanjutnya, yaitu Pasir Berbisik,, tempat ini pernah jadi judul salah satu film Indonesia yang pemerannya dian sastro klo ga salah (pulang dari tempat ini jadi berjanji ke diri sendiri bakal nnton ni film) disini yaa foto2 lagilaah,,,

foto wajib bersama jip x)

full team
setelah pasir berbisik tujuan berikutnya adalah sabana,, ya sabana aja sih dibilang sama si driver,, yang pasti ada bukit untuk jdi latar belakang fotoan lah..

di tengah perjalanan menuju sabana
usai berfoto ria maka berikutnya melanjutkan perjalanan ke kawah Bromo,, sebenarnya ada lagi satu objek wisata, danau apa kaden namanya, hanya saja menempuh kesana perlu waktu sejam perjalanan dan tentunya menambah biaya 2x lipat..

sampailah ke objek wisata terakhir,, kawah bromo.. parkiran telah disediakan,, untuk menuju bibir kawah bromo bisa memanfaatkan transportasi kuda dengan biaya 100rbu bolak balik.. sebelum menuju ke kawah bromo,, berjalan dlu kurang lebih 1km menuju Pura, namun sayang aku belum bisa masuk karena sebel atau cuntaka..
berjalan menuju pura

parkiran jip

 berpose di depan pura
setelah menunggu teman beberapa saat, akhirnya memutuskan untuk naik dluan,, jadi ada 3 teman yang sembahyang, 2 sudah dluan naik kuda dan aku dan seorang teman lagi memutuskan untuk jalan kaki saja.. kira-kira beginilah rute yang akan kami jalani,,
mendaki awalnya untuk menaiki tangga akhirnya
 dan ternyataaa,,, lelah juga..sempat berhanti beberapa saat di beberapa titik,, nafas yang memburu, belum juga aroma wangi kuda yang begitu mengganggu.. setelah perjuangan yang cukup menguras tenaga dan menaiki tangga yang begitu padat dengan orang-orang selfie, tibalah di puncak.. aturr nafas duluuu,, baru cekrek2 kemudian:

di salah satu titik pemberhantian
berhubung tenaga sudah terkuras pada saat mendaki, maka pada saat menuruni bibir kawah aku memutuskan naik kuda,, entah gmana,, sedari awal aku sudah "diincar" oleh salah satu pemandu kuda,, entah siapa namanya,, yang pasti nama kudanya adalah "Melon" wehehe.. sepanjang perjalanan sempat ngobrol berbagai hal, terkait dengan pekerjaan sampingan beliau, keluarga, kegiatan sehari-hari,, hingga ada pengakuan bahwa dia yang merupakan bagian dari Suku Tengger namun hampir tidak pernah mengikuti upacara adat atau bahkan ke Pura,, cukup anak dan istri katanya,, begitu polos dan lugu tutur katanya, kemudian aku bertanya "istri kerja dimana pak" eh ada warga nyeletuk (mungkin karena mendengar percakapan kami) "kok istri orang ditanya2 sih" hahaha... aku ketawa mesem2 aja.. gak maksud keleess...

ada sebuah kejadian unik (anggap aja uniklah) ketika sudah tiba di parkiran jip,, ketika teman2 lain dengan mudah dan mulusnya turun dari kuda, aku seperti gak diijinkan untuk turun dari Melon,, dia beberapa kali berputar2,, ada sekitar 30 detik aku kebingungan untuk turun,, hingga pada akhirnya aku berhasil turun si Melon, dia langsung meringkik,, haha... entahlah ya maksudnya apa..mngkin sebuah pertanda bahwa......ah sudahlah,,
bersama Melon

perjalanan pun kami lanjutkan ke Surabaya.., dan saat yang dinanti2 telah tiba...tidur,,tidur dengan tenang di tempat tidur,, walau diajak,, diejek,, diumpat untuk ikut ke "destinasi" berikutnya,, namun mohon maaf,, tempat tidur jauh lebih menarik untukku x)