Jln Galuh 2 No 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan..
Masih teringat saat itu, sekitar pukul 7 pagi,, memasuki kantor Indonesia Mengajar (IM)..
Bukan melamar sebagai pengajar muda kok, tapi sebagai kandidat ODP Indonesia Mengajar (cuma kandidat kok,, ga sampe lulus x)..
Aura kantor (yang lebih tampak sebagai rumah) sungguh menyejukkan dan menenangkan, aura pendidikan begitu terasa dan yang membawa saya kesini adalah seseorang yang bernama : Anies Baswedan.."
entah dari kapan saya kagum dengan orang ini,, dia merupakan pencetus gerakan Indonesia Mengajar.. gerakan yang pertama kali (sekitar tahun 2012) aku tau melalui twitter,, saat sedang berada di Bima (salah satu lokasi Indonesia Mengajar) sehingga aku merasa bangga dengan (sok) menyetarakan diri dengan para pengajar ini,, menghibur diri walau tak bisa bergabung mencerdaskan warga sekitar, tapi setidaknya bisa membantu penyaluran kredit :p :p
setelah googling kanan dan kiri tentang gerakan IM ini, maka takjublah aku melihat CV pendirinya,, dia merupakan mantan ketua senat, tokoh intelektual, tokoh dunia pembawa perubahan,, udah level duniaa broo.. kurang lebih berikut cv'nya hingga 2013:
Seiring dengan perjalanan waktu, ternyata beliau semakin terkenal dan (akhirnya) terjun ke dunia politik dengan mencalonkan diri sebagai bakal calon presiden melalui konvensi Partai Demokrat.. beliau membentuk organisasi relawan "Turun Tangan" yang aktif berkampanye melalui media sosial (aku pun ikut mendaftar,, mendaftar doank tapi,, gak pernah ikut kegiatannya,, sebatas tau pergerakan melalui email yang dikirim rutin) salah satu quote yang dahsyat waktu itu adalah :
dahsyat kan? semenjak itu aku melihat Anies ini seperti "motivator", banyak banget kata2 mutiaranya yang berkeliaran dan membuat social media jadi ramai oleh postingan-postingan tersebut.. salah satu quote yang paling keren menurut saya adalah:
jadi aku sebagai orang baik,, harus dukung yang baik2 donk,,haha...
namun ternyata hasil konvensi beliau berada di posisi 5, dibawah Dahlan Iskan, Pramono Edhie, Marzuki Alie dan Gita Wiryawan.. tapi toh sepertinya tidak perlu berkecil hati,, toh demokrat akhirnya tidak mengajukan pemenang konvensi sebagai capresnya dan Anies Baswedan melanjutkan karir politiknya sebagai Juru Bicara Jokowi-JK,, jadi beliau yang sempat melontarkan pernyataan bahwa blusukan adalah sekedar pencitraan menjadi orang terdepan yang akan menjelaskan konsep tersebut :D
tidak sampai disana, setelah Jokowi menjadi Presiden, beliau dipercaya menjadi anggota tim transisi pemerintahan dan akhirnya bermuara menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.. yaa sebagai orang yang sudah mengikuti perjalanan beliau sebelumnya ikut senang juga sih,, apalagi dengan modal IM yang sudah berjalan tentu harapan diberikan tinggi kepada beliau..
namun secara subjektif kok aku gak terlalu "mendengar" kiprah beliau,, yang rame adalah sikap beliau menentang MOS,, kemudian ada surel yang bocor tentang emosi beliau melihat seorang guru yang datang dari daerah dan menghadapi birokrasi pengurusan surat kepangkatan,, dan yang terakhir yang entah kenapa aku kurang setuju adalah surat edaran mengenai himbauan aparatur sipil daerah untuk mengantarkan anak ke sekolah di hari pertama dan memberikan dispensasi dapat memulai kerja sesudah mengantarkan anaknya ke sekolah... aku sih mending hari pertama sekolah dijadikan hari libur nasional saja,, jadi gak perlu edaran, gak perlu terlambat, gak membuat bingung pegawai swasta, dan tentunya semuaa senaaang :)
ternyata Jokowi tidak berlama-lama mempercayai beliau sebagai menteri dan akhirnya Anies terkena reshufle,, dan aku biasa aja tuh.(siapa gue coba).(berhubung di media sosial ramai kontroversi dan pertanyaan tentang kenapa mesti beliau yang dicopot)
daan....
lama tak terdengar...
orang baik itu akhirnya menjadi sorotan media kembali...
tak tanggung-tanggung..
menjadi bakal calon gubernur...
jauh dari survei..
jauh dari perkiraan...
muncul dalam waktu yang singkat..
dan....

bukan Demokrat yang dulu diikuti konvensinya...
bukan PDIP yang mendukung Jokowi waktu itu...
tetapi....
Gerindra dan PKS...
Partai yang notabene adalah lawan debat dan diskusi pilpres...
jejak digital tentang pendapatnya terhadap capres lawan saat itu mulai beredar..
politik...
begitulah asiknya politik...
relawan yang tak ternilai entah kemana....
berganti partai politik yang nyaman...
semoga...
orang baik itu...
tetap menjadi orang baik....
amiiin...